Rabu, 25 Maret 2009

Ratusan Massa Demo Walikota



Ratusan Massa Demo Walikota
By redaksi Radar Banten
Rabu, 25-Maret-2009, 07:50:46



Minta Walikota Revisi SK Kepengurusan Karang Taruna
CILEGON – Ratusan massa yang tergabung dalam Brigade Pelopor Perubahan yang simpati terhadap kepemimpinan Ketua Karang Taruna (KT) Kota Cilegon Rosyid Khaerudin, Selasa (24/3), menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Walikota. Ratusan warga yang semula berpusat di Lapangan Sumampir ini, sekitar pukul 09.00 WIB, bergerak menuju Kawasan Simpang Tiga hingga ke Kantor Walikota. Aksi ini mendapat pengamanan ketat aparat kepolisian dari Polres Cilegon. Bahkan, polisi membentangkan pagar kawat berduri di depan pagar Kantor Walikota. Tak hanya itu, sebuah mobil water canon disiagakan di pintu masuk kantor tersebut. Para pengunjuk rasa yang dikoordinatori Isbatullah Alibasja ini menuntut Walikota segera merivisi SK kepengurusan KT Kota Cilegon versi Temu Karya Daerah Luar Biasa (KDLB) yang menetapkan Arie S Arif sebagai ketuanya. “Kita meminta Walikota yang terhormat segera merivisi kepengurusan yang tak sesuai mekanisme itu. Apalagi tak persetujuan dari Karang Taruna Provinsi,” kata Isbatullah. Ia menilai, kepengurusan Karang Taruna versi TKDLB sarat kepentingan politik. Dalam hal ini, Isbatullah mempersoalkan posisi Ketua Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT) versi TKDLB, Fakih Usman yang juga Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Cilegon. “Sepertinya Karang Taruna akan dijadikan alat Partai Golkar untuk memenangkan pemilu. Terlebih orang-orang di dalamnya seperti Fakih Usman merupakan Ketua Bappilu Golkar. Jadi kita minta Walikota terbuka hatinya untuk merivisi SK tersebut,” ungkapnya. Pengunjuk rasa menenggat Walikota untuk merevisi SK tersebut dalam waktu seminggu. Jika tidak, mereka mengancam akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran. Dalam aksinya, para pengunjuk rasa juga menggelar solat hajat berjamaah di jalan yang berada di depan Kantor Walikota. Usai massa membubarkan diri, Walikota Aat menggelar jumpa pers dengan para pengurus Karang Tarunan Cilegon versi TKDLB. Dalam kesempatan ini, Aat sangat menyayangkan aksi demo tersebut. “Demo Karang Taruna kok bawa ibu-ibu, kasihan diajak panas-panasan. Saya sudah tawarkan pertemuan untuk duduk bersama menyampaikan aspirasi, namun mereka menolaknya,” ungkapnya. Kepada wartawan, Aat mengatakan, jika ia ternyata dianggap salah dalam mengeluarkan SK tersebut, maka ia siap untuk meminta maaf. “Tapi dalam hal ini sudah ada persetujuan pengurus Karang Taruna Provinsi, bahkan pusat untuk pengukuhannya dan apa yang saya lakukan sesuai Permensos No. 83/2005 tentang Pedoman Karang Taruna. Jadi di mana salah saya? Saya justru ingin menyelamatkan organisasi ini dan di mana intervensinya? Golkar mah tidak didukung Karang Taruna juga pasti akan menang. Kalau saya memang salah silakan pratunkan saja,” tegas Aat yang juga Ketua DPD Partai Golkar Cilegon ini. Pada bagian lain, silang pendapat tentang keabsahan penyelenggaran TKDLB Karang Taruna Kota Cilegon terus terjadi di internal Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT) Banten. Setelah anggota MPKT) Banten Sam Rahmat menuding TKDLB tersebut ilegal, kini giliran anggota MPKT Banten lainnya, Sukmayada Syibli, menilai TKDLB tersebut telah sesuai aturan. “Yang ilegalnya dimana, dalam ketentuan yang ada TKDLB dapat digelar jika terjadi stagnasi organisasi dan disepakati 2/3 pengurus satu tingkat di bawahnya, yakni dalam hal ini pengurus Karang Taruna kecamatan. Dan itu sudah ditempuh sebelum penyelenggaraan TKDLB melalui rapat pleno diperluas,” kata Sukmayada yang juga mantan Ketua Karang Taruna Banten. Sementara sholat hajat yang digelar para pendemo menuai kritik sejumlah aktivis organisasi Islam di Cilegon. Mereka antara lain Ketua Majelis Zikir Kota Cilegon Ust Misja, Ust Sabit dari Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Cilegon, dan Ust Masrur dari Majelis Dakwah Islam (MDI) Cilegon. “Para pendemo tadi sudah melakukan penghinaan, sholat hajat di jalanan dengan tayamun, padahal air banyak di sekitar itu. Arah kiblatnya juga tidak jelas,” kata Ust Misja, dalam jumpa pernya, kemarin. Pernyataan senada juga dikatakan Ust Sabit. “Lagipula sholat kok dilakukan dengan emosi, ini jelas salah,” ujarnya. (del)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar